الثلاثاء، 5 فبراير 2013

cita-cita ku dari kecil (febri)

  Febrian pngen menjadi pemain sepak bola

 Ini lah cita-cita ku dari kecil (febrian)
Siapa yang suka sepakbola? Olahraga yang satu ini jadi olahraga nomor wahid di dunia lho, juga di Indonesia. Sayangnya, timnas kita belum bisa berprestasi di tingkat dunia. Salah satu sebabnya adalah minimnya pembinaan bakat muda sejak dini. Padahal banyak bakat yang mungkin masih tersebar di pelosok tanah air. Nah, mulai tahun depan PSSI punya agenda khusus lho buat mereka yang suka sepakbola. Kayak apa ya?
Ada yang pengen jadi pemain timnas kaya Kak Andik Vermansyah? Hhmm.. Kalau jawabanmu ya, mulai sekarang harus rajin-rajin latihan nih. Siapa tahu saat ikut kejuaraan, kamu dilirik sama PSSI untuk ditarik jadi calon pemain timnas. Wiiiyy… kebayang dong asik ya?
Salah satu ajang buat mencari bibit-bibit unggul sepakbola adalah Danone Nations Cup DNC. Tahun ini, ajang tersebut sudah memasuki tahun kesepuluh. Di tahun ini DNC punya target: mencari bakat pesepakbola di tanah air. Duuhh… Aku jadi dag-dig-dug nih! Takut kepilih! Hehehehehehe… Ngarep.com ya!
Direktur Pembinaan Usia Muda PSSI Om Timo Scheunemann bilang, selama ini pihaknya belum sempat mengagendakan program lanjutan dari ajang kompetisi semacam DNC ini. Tapi, mulai tahun ini Om Timo janji bakal menampung semua calon bintang yang ikut kompetisi DNC. Mereka akan dibimbing jadi pesepakbola senior. Ajang DNC ini kata Om Timo, bisa dijadiin jembatan atau langkah awal menjadi bintang sepakbola. “Danone Nations Cup juga ikut berpengaruh untuk menciptakan pemain-pemain yang memiliki karakter yang bagus. Tapi itu tergantung kita semua, termasuk pelatihnya,” ujar Om Timo.
Asyiik… Setuju banget nih sama programnya Om  tutug widodo (bondowoso)!
Pak Joko Pekik Irianto, Deputi Bidang Prestasi Kementerian Pemuda dan Olahraga saja bilang programnya bagus banget. Katanya, kompetisi kayak DNC bisa jadi tempat menjaring bibit-bibit unggul sepakbola. Soalnya nih, lewat kompetisi mereka bakalan dilatih dan diuji mentalnya. So… enggak bakalan deh kaget saat terjun ke dunia sepakbola yang sebenarnya. “Kompetisi ini sebagai suatu roh dari suatu pembinaan prestasi. Karena tanpa kompetisi tentu tidak akan ada prestasi, tidak akan ada progresivitas dalam konteks peningkatan prestasi,” kata Pak Joko Pekik Irianto.
Ramli dan Rahman contohnya. Mereka berdua adalah bagian dari tim yang menjuarai kompetisi DNC tahun lalu dan mewakili Indonesia dalam ajang DNC tingkat internasional di Spanyol. Kereen kan!
Siapa yang suka sepakbola? Olahraga yang satu ini jadi olahraga nomor wahid di dunia lho, juga di Indonesia. Sayangnya, timnas kita belum bisa berprestasi di tingkat dunia. Salah satu sebabnya adalah minimnya pembinaan bakat muda sejak dini. Padahal banyak bakat yang mungkin masih tersebar di pelosok tanah air. Nah, mulai tahun depan PSSI punya agenda khusus lho buat mereka yang suka sepakbola. Kayak apa ya? Simak deh Cerita Kita yang disusun Reporter KBR68H Kak Bambang Hari. Ceritanya dibacakan Kus Aliya Reza dari SMU Pribadi Depok.
Ada yang pengen jadi pemain timnas kaya Kak Andik Vermansyah? Hhmm.. Kalau jawabanmu ya, mulai sekarang harus rajin-rajin latihan nih. Siapa tahu saat ikut kejuaraan, kamu dilirik sama PSSI untuk ditarik jadi calon pemain timnas. Wiiiyy… kebayang dong asik ya?
Salah satu ajang buat mencari bibit-bibit unggul sepakbola adalah Danone Nations Cup DNC. Tahun ini, ajang tersebut sudah memasuki tahun kesepuluh. Di tahun ini DNC punya target: mencari bakat pesepakbola di tanah air. Duuhh… Aku jadi dag-dig-dug nih! Takut kepilih! Hehehehehehe… Ngarep.com ya!
Direktur Pembinaan Usia Muda PSSI Om Timo Scheunemann bilang, selama ini pihaknya belum sempat mengagendakan program lanjutan dari ajang kompetisi semacam DNC ini. Tapi, mulai tahun ini Om Timo janji bakal menampung semua calon bintang yang ikut kompetisi DNC. Mereka akan dibimbing jadi pesepakbola senior. Ajang DNC ini kata Om Timo, bisa dijadiin jembatan atau langkah awal menjadi bintang sepakbola. “Danone Nations Cup juga ikut berpengaruh untuk menciptakan pemain-pemain yang memiliki karakter yang bagus. Tapi itu tergantung kita semua, termasuk pelatihnya,” ujar Om Timo.
Asyiik… Setuju banget nih sama programnya Om Timo!
Pak Joko Pekik Irianto, Deputi Bidang Prestasi Kementerian Pemuda dan Olahraga saja bilang programnya bagus banget. Katanya, kompetisi kayak DNC bisa jadi tempat menjaring bibit-bibit unggul sepakbola. Soalnya nih, lewat kompetisi mereka bakalan dilatih dan diuji mentalnya. So… enggak bakalan deh kaget saat terjun ke dunia sepakbola yang sebenarnya. “Kompetisi ini sebagai suatu roh dari suatu pembinaan prestasi. Karena tanpa kompetisi tentu tidak akan ada prestasi, tidak akan ada progresivitas dalam konteks peningkatan prestasi,” kata Pak Joko Pekik Irianto.
Ramli dan Rahman contohnya. Mereka berdua adalah bagian dari tim yang menjuarai kompetisi DNC tahun lalu dan mewakili Indonesia dalam ajang DNC tingkat internasional di Spanyol. Kereen kan!

Siapa yang suka sepakbola? Olahraga yang satu ini jadi olahraga nomor wahid di dunia lho, juga di Indonesia. Sayangnya, timnas kita belum bisa berprestasi di tingkat dunia. Salah satu sebabnya adalah minimnya pembinaan bakat muda sejak dini. Padahal banyak bakat yang mungkin masih tersebar di pelosok tanah air. Nah, mulai tahun depan PSSI punya agenda khusus lho buat mereka yang suka sepakbola. Kayak apa ya? Simak deh Cerita Kita yang disusun febrian sama tutug widodo ( jawa timur) Ada yang pengen jadi pemain timnas kaya Kak Andik Vermansyah? Hhmm.. Kalau jawabanmu ya, mulai sekarang harus rajin-rajin latihan nih. Siapa tahu saat ikut kejuaraan, kamu dilirik sama PSSI untuk ditarik jadi calon pemain timnas. Wiiiyy… kebayang dong asik ya?
Salah satu ajang buat mencari bibit-bibit unggul sepakbola adalah Danone Nations Cup DNC. Tahun ini, ajang tersebut sudah memasuki tahun kesepuluh. Di tahun ini DNC punya target: mencari bakat pesepakbola di tanah air. Duuhh… Aku jadi dag-dig-dug nih! Takut kepilih! Hehehehehehe… Ngarep.com ya!
Direktur Pembinaan Usia Muda PSSI Om tutug Scheunemann bilang, selama ini pihaknya belum sempat mengagendakan program lanjutan dari ajang kompetisi semacam DNC ini. Tapi, mulai tahun ini Om Timo janji bakal menampung semua calon bintang yang ikut kompetisi DNC. Mereka akan dibimbing jadi pesepakbola senior. Ajang DNC ini kata Om Timo, bisa dijadiin jembatan atau langkah awal menjadi bintang sepakbola. “Danone Nations Cup juga ikut berpengaruh untuk menciptakan pemain-pemain yang memiliki karakter yang bagus. Tapi itu tergantung kita semua, termasuk pelatihnya,” ujar Om tutug
Asyiik… Setuju banget nih sama programnya Om tutug!
Pak Joko Pekik Irianto, Deputi Bidang Prestasi Kementerian Pemuda dan Olahraga saja bilang programnya bagus banget. Katanya, kompetisi kayak DNC bisa jadi tempat menjaring bibit-bibit unggul sepakbola. Soalnya nih, lewat kompetisi mereka bakalan dilatih dan diuji mentalnya. So… enggak bakalan deh kaget saat terjun ke dunia sepakbola yang sebenarnya. “Kompetisi ini sebagai suatu roh dari suatu pembinaan prestasi. Karena tanpa kompetisi tentu tidak akan ada prestasi, tidak akan ada progresivitas dalam konteks peningkatan prestasi,” kata Pak Joko Pekik Irianto.
Ramli dan Rahman contohnya. Mereka berdua adalah bagian dari tim yang menjuarai kompetisi DNC tahun lalu dan mewakili Indonesia dalam ajang DNC tingkat internasional di





Spanyol. Kereen kan!
Ehh.. Gimana rasanya bisa mewakili Indonesia di ajang internasional ya?
Kalau Rahman mengaku bangga banget. Soalnya bisa bermain bola di negeri orang untuk pertama kalinya. Sekaligus jadi pengalaman pertama berkunjung ke luar negeri. Hihihihihi, gratisan ya! “Saya sangat bangga diadakannya Danone Nations Cup ini. Sehingga saya pertama kalinya bisa berangkat ke luar negeri dan bisa bertanding di stadion Santiago Bernabeu,” cerita Rahman dengan semangat.
Ada yang punya pengalaman berbeda nih. Selain bangga bisa berkompetisi di ajang Danone Nation Cup. Ramli mengaku dapat dua pengalaman sekaligus. Pengalaman berkompetisi dengan anak-anak di sana sekaligus menikmati cuaca dingin Spanyol. “Saya sangat bangga karena bisa meraih prestasi di Danone Nations Cup. Setelah sampai di Spanyol. Itu di sana ternyata dingin banget,” cerita Ramli.
Wah pasti seru ya pengalaman mereka!
Jadi berasa banget pentingnya kompetisi semacam ini untuk mencari bibit-bibit pesepakbola ya Sobat Teen. Kalau kata pemain nasional Kak Firman Utina, Indonesia sebenarnya punya segudang calon bintang. Nah, kompetisi kayak gini bisa jadi cara buat menjaring calon-calon bintang itu. “PSSI gak ruwet lagi nyari pembinaan, gitu. Karena kalou di Danone ini dia punya pemain-pemain yang berkualitas, ya kenapa enggak? Mereka kan juga punya hak untuk masuk tim nasional. Saya berharap event-event kayak gini bukan hanya berakhir sampe di sini aja, mudah-mudahan bisa seterusnya. Dan saya juga bangga dengan anak-anak tadi. Saya aja yang udah main 12 tahun, belum pernah ke Stadion Barnabeu (Stadion Real Madrid-red). Ketemu Zinedin Zidane mereka juga udah, saya belum. Makanya saya lebih bangga kepada mereka,” ujar Kak Firman Utina.
Hehehe.. Kak Firman Utina kesalip ya sama Sobat Teen yang sudah duluan ketemu bintang sepakbola dunia!
Nah buat Sobat Teen yang hobi banget sepakbola dan pengen jadi pemain profesional, Kak Firman berpesan supaya giat berlatih untuk menggapai mimpi jadi pemain sepakbola kelas dunia.
Meminjam kata-katanya Kak Agnes Monica : dream, believe, make it happen!! Bermimpilah, yakin dan wujudkan mimpimu!

Ehh.. Gimana rasanya bisa mewakili Indonesia di ajang internasional ya?
Kalau Rahman mengaku bangga banget. Soalnya bisa bermain bola di negeri orang untuk pertama kalinya. Sekaligus jadi pengalaman pertama berkunjung ke luar negeri. Hihihihihi, gratisan ya! “Saya sangat bangga diadakannya Danone Nations Cup ini. Sehingga saya pertama kalinya bisa berangkat ke luar negeri dan bisa bertanding di stadion Santiago Bernabeu,” cerita Rahman dengan semangat.
Ada yang punya pengalaman berbeda nih. Selain bangga bisa berkompetisi di ajang Danone Nation Cup. Ramli mengaku dapat dua pengalaman sekaligus. Pengalaman berkompetisi dengan anak-anak di sana sekaligus menikmati cuaca dingin Spanyol. “Saya sangat bangga karena bisa meraih prestasi di Danone Nations Cup. Setelah sampai di Spanyol. Itu di sana ternyata dingin banget,” cerita Ramli.
Wah pasti seru ya pengalaman mereka!
 Jadi berasa banget pentingnya kompetisi semacam ini untuk mencari bibit-bibit pesepakbola ya Sobat Teen. Kalau kata pemain nasional Kak Firman Utina, Indonesia sebenarnya punya segudang calon bintang. Nah, kompetisi kayak gini bisa jadi cara buat menjaring calon-calon bintang itu. “PSSI gak ruwet lagi nyari pembinaan, gitu. Karena kalou di Danone ini dia punya pemain-pemain yang berkualitas, ya kenapa enggak? Mereka kan juga punya hak untuk masuk tim nasional. Saya berharap event-event kayak gini bukan hanya berakhir sampe di sini aja, mudah-mudahan bisa seterusnya. Dan saya juga bangga dengan anak-anak tadi. Saya aja yang udah main 12 tahun, belum pernah ke Stadion Barnabeu (Stadion Real Madrid-red). Ketemu Zinedin Zidane mereka juga udah, saya belum. Makanya saya lebih bangga kepada mereka,” ujar Kak Firman Utina.
Hehehe.. Kak Firman Utina kesalip ya sama Sobat Teen yang sudah duluan ketemu bintang sepakbola dunia!
Nah buat Sobat Teen yang hobi banget sepakbola dan pengen jadi pemain profesional, Kak Firman berpesan supaya giat berlatih untuk menggapai mimpi jadi pemain sepakbola kelas dunia.
Meminjam kata-katanya Kak Agnes Monica : dream, believe, make it happen!! Bermimpilah, yakin dan wujudkan mimpimu!

Ehh.. Gimana rasanya bisa mewakili Indonesia di ajang internasional ya?
Kalau Rahman mengaku bangga banget. Soalnya bisa bermain bola di negeri orang untuk pertama kalinya. Sekaligus jadi pengalaman pertama berkunjung ke luar negeri. Hihihihihi, gratisan ya! “Saya sangat bangga diadakannya Danone Nations Cup ini. Sehingga saya pertama kalinya bisa berangkat ke luar negeri dan bisa bertanding di stadion Santiago Bernabeu,” cerita Rahman dengan semangat.
Ada yang punya pengalaman berbeda nih. Selain bangga bisa berkompetisi di ajang Danone Nation Cup. Ramli mengaku dapat dua pengalaman sekaligus. Pengalaman berkompetisi dengan anak-anak di sana sekaligus menikmati cuaca dingin Spanyol. “Saya sangat bangga karena bisa meraih prestasi di Danone Nations Cup. Setelah sampai di Spanyol. Itu di sana ternyata dingin banget,” cerita Ramli.
Wah pasti seru ya pengalaman mereka!

Jadi berasa banget pentingnya kompetisi semacam ini untuk mencari bibit-bibit pesepakbola ya Sobat Teen. Kalau kata pemain nasional Kak Firman Utina, Indonesia sebenarnya punya segudang calon bintang. Nah, kompetisi kayak gini bisa jadi cara buat menjaring calon-calon bintang itu. “PSSI gak ruwet lagi nyari pembinaan, gitu. Karena kalou di Danone ini dia punya pemain-pemain yang berkualitas, ya kenapa enggak? Mereka kan juga punya hak untuk masuk tim nasional. Saya berharap event-event kayak gini bukan hanya berakhir sampe di sini aja, mudah-mudahan bisa seterusnya. Dan saya juga bangga dengan anak-anak tadi. Saya aja yang udah main 12 tahun, belum pernah ke Stadion Barnabeu (Stadion Real Madrid-red). Ketemu Zinedin Zidane mereka juga udah, saya belum. Makanya saya lebih bangga kepada mereka,” ujar Kak Firman Utina.
Hehehe.. Kak Firman Utina kesalip ya sama Sobat Teen yang sudah duluan ketemu bintang sepakbola dunia!
Nah buat Sobat Teen yang hobi banget sepakbola dan pengen jadi pemain profesional, Kak Firman berpesan supaya giat berlatih untuk menggapai mimpi jadi pemain sepakbola kelas dunia.
Meminjam kata-katanya Kak Agnes Monica : dream, believe, make it happen!! Bermimpilah, yakin dan wujudkan mimpimu!

الأحد، 3 فبراير 2013

sejarah sepak bola

Sepakbola adalah olahraga paling fenomenal di muka bumi ini, tidak ada olahraga lain yang melebihi olahraga sepakbola dalam hal apapun. Tapi kebanyakan dari kita tidak tahu tentang sejarah sepakbola itu sendiri. Berikut pengertian sepakbola dan sejarahnya kita uraikan di bawah ini :
  
Sepak bola adalah permainan bola yang dimainkan oleh dua tim dengan masing-masing beranggotakan sebelas orang. Olahraga ini sangat terkenal dan dimainkan di 200 negara dengan berbagai kejuaraan sepakbola yang diselenggarakan oleh FIFA. Permainan sepak bola bertujuan untuk mencetak gol sebanyak-banyaknya dengan menggunakan bola kulit berukuran 27-28 inci. Lapangan yang digunakan dalam permainan ini memiliki lebar 50-100 yard dan panjang 100-300 yard. Gawang tempat mencetak gol terletak di bagian ujung lapangan dengan dibatasi jaring berukuran tinggi 8 kaki dan lebar 24 kaki.



Sejarah Sepakbola

Sejarah olahraga sepak bola dimulai sejak abad ke-2 dan -3 sebelum Masehi di Cina. Di masa Dinasti Han tersebut, masyarakat menggiring bola kulit dengan menendangnya ke jaring kecil. Permainan serupa juga dimainkan di Jepang dengan sebutan Kemari. Di Italia, permainan menendang dan membawa bola juga digemari terutama mulai abad ke-16.

Sepak bola modern mulai berkembang di Inggris dan menjadi sangat digemari. Di beberapa kompetisi, permainan ini menimbulkan banyak kekerasan selama pertandingan karena belum dibentuk aturan-aturan yang baku dalam sepakbola sehingga akhirnya Raja Edward III melarang olahraga ini dimainkan pada tahun 1365. Raja James I dari Skotlandia juga mendukung larangan untuk memainkan sepak bola. 
Pada tahun 1815, sebuah perkembangan besar menyebabkan sepak bola menjadi terkenal di lingkungan universitas dan sekolah. Kelahiran sepak bola modern terjadi di
Freemasons Tavern pada tahun 1863 ketika 11 sekolah dan klub berkumpul dan merumuskan aturan baku untuk permainan tersebut. Bersamaan dengan itu, terjadi pemisahan yang jelas antara olahraga rugby dengan sepak bola (soccer). Pada tahun 1869, membawa bola dengan tangan mulai dilarang dalam sepak bola. Selama tahun 1800-an, olahraga tersebut dibawa oleh pelaut, pedagang, dan tentara Inggris ke berbagai belahan dunia. Pada tahun 1904, asosiasi tertinggi sepak bola dunia (FIFA) dibentuk dan pada awal tahun 1900-an, berbagai kompetisi sepakbola dimainkan diberbagai negara.

Demikianlah sejarah sepakbola yang harus kita ketahui bersama...silahkan ikutin terus update artikle tentang sepakbola selanjutnya..

kkkkkgsgrhsgshhhhshrgrggrgrggegg